Pengertian Manajemen
(Definition of Management)
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen
mungkin berasal dari bahasa
Italia (1561) maneggiare
yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal
dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh
dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang
berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana
istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa
Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia
hingga saat ini belum ada keseragaman.
Pendapat lain menjelaskan :
Manajemen : “keahlian untuk menggerakan orang untuk
melakukan suatu pekerjaan” (the art of getting thing done through people) (Lawrence
A. Appley, American Management Association)
Manajemen : “seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan dari pada
“human and natural resources” untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu”.(oey Liang Gie, Guru besar manajemen UI)
Manajemen sebagai “proses yang khas yang terdiri
dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan
pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lain”. (George R. Terry, Ph.D)
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur
manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga
pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai
suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen
sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli.
Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang
pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa
manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan
tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, manajemen adalah fungsi untuk
mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu
untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah
kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi
dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam
suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah
seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya
belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah
seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu.
Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu
proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun
seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan
atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman,
pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
manajemen.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah
suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi
dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai
suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk
melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara
melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu
saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima
secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah
Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah
kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian,
yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk
mencapai suatu tujuan organisasi.
B. Filsafat Manajemen
Berbagai teori manajemen berdasar pada filsafat
dibawah ini antara lain : filasafat idealisme (suatu keadaan yang amat
sempurna yang menjadi pola dari segala sesuatu yang kita dapati didunia ini),
filsafat ini diterapkan dalam manajemen marxis dan codetermination yang popular
di Negara sosialis, jerman dan skandinavia.
filsafat realisme (dunia ini dan segala sesuatu yang terdapat
didalamnya adalah kenyataan yang tidak dapat dibantah), filsafat ini beriringan
dengan revolusi industri inggeris yang disusun Frederick W. taylor.
Filsafat neo-thomisme ( kenyataan itu rasio, keadaan, dan
Tuhan sedangkan kebenaran adalah intuisi, segala sesuatu yang masuk akal dan
yang diwahyukan Tuhan) banyak dipraktikan oleh manajemen katholik yang merujuk
pada bible
filsafat pragmatisme (pengalaman dan segala sesuatu yang dapat dialami
oleh manusia, keberanaran dapat dilihat dari pendapat umum) yang banyak merujuk
pada manajemen yang berlaku umum mellaui opini public.
filsafat eksistensialisme (kenyataan adalah eksistensi atau
keadaan yang menyerupai itu, kebenaran adalah pendapat yang sejalan dengan
pandangan pribadi seseorang), peran manusia menjadi perhatian utama.
Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions) Fungsi manajemen adalah
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen
yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah
diringkas menjadi empat, yaitu:
- Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
- Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
- Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di
antara praktisi maupun di antara teoritis mengenai apa yang menjadi
fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur manajemen.
fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat
sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja
merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan
perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan
sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih
yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik
atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian
antara manajer dan bawahan.
• Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada
bawahan supaya mereka bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya,
serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil
dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau
instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah
satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada
bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang
diinginkan oleh atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah
satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi
kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan,
menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama
yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut
pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan
dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah
digariskan semula.
Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian
perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal
yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna
maksimal kepada organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau
mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum
suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Tool of Management
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan
alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha
untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men,
money, materials, machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya
orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan
alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material)
dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar
jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode
baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama
dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu
sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung.
Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai
dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa
penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi
klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division
of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan
berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith
mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan
khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam
sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap
bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh
peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap
pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3)
menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan
ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada
pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut
pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan
teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya
persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh
para ahli.
Di awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi
utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka
kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe
ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang
dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas,
peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal.
Namun, Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam
realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya
sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan
dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi
banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirlkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori
statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal
dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah
dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu
Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan:
“Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas
ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang
organisasi.
Pengertian Manajemen dan Manajer
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa
Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita
mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai
suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen
sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli.
Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang
pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa
manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah
fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi
usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah
kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata
lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan
tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni
(Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada
keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan
segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua
pendapat itu sama mengandung kebenarannya.<1>
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu
pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni
adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni
untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini
mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan
organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja
yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu
oleh dirinya sendiri.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya
itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat
diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.[3]
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah
Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah
kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian,
yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk
mencapai suatu tujuan organisasi.
Pengertian Manajer
secara umum “Manajer” berarti setiap orang yang
mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya. Seperti halnya manajemen dapat ditemukan di semua organisasi manusia,
manajer ada dalam semua tipe organisasi. Ada banyak tipe manajer dengan
tugas-tugas dan tanggung jawab yang bervariasi. Dalam bab ini akan dibahas
bermacam-macam tipe manajer yang ada, fungsi-fungsi yang dilaksanakan,
kegiatan-kegiatan manajer dan berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh para
manajer.Menurut Stoner dan Freeman serta Gilbert JR dalam sebuah buku yang
berjudul Manajemen menyatakan suatu pengertian Manajer (Manager) yaitu; Manajer
adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang bertujuan
membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.[1] Apabila dilihat dari
pengertian manajemen manajer adalah seseorang yang menjalankan dari pada proses
manajemen tersebut. Manajemen berhubungan erat dengan Manajer, hanya saja yang
membedakan antara Manajemen dan manajer adalah proses dan yang menjalankan
proses tersebut. Manajer dapat diklasifikasikan dengan dua cara : menurut tingkatan
mereka dalam organisasi yaitu; Manajer garis pertama (lini), manajer menengah
(middle), dan manajer puncak (top) dan dari lingkup kegiatan-kegiatan mereka
untuk mana mereka bertanggung jawab yaitu; manajer fungsional dan manajer umum
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang
lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Tingkatan manajer
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan
struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer
sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan
manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana
jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini
adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:
- Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
- Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
- Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini.
Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan
yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu
proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen,
mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat
kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok,
yaitu:
- Peran
antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. - Peran
informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. - Peran
pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis
besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang
lain.
Keterampilan manajer
Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan
manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer
membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut
adalah:
- Keterampilan
konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. - Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. - Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar
yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
- Keterampilan
manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan. - Keterampilan
membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Arti Teori
Teori adalah kelompok yang koheren dari dalil umum yang digunakan sebagai
• prinsip untuk menjelaskan berbagai kelas fenomena.
• Kelompok koheren adalah seperti suatu system efisien yang terdiri atas beberapa
bagian yang bekerja bersama-sama, dan teori adalah sistem efisinsi yang terdiri dari
kelompok yang koheren dari bagian tersebut yang saling bersesuaian dengan cara
yang logis.
• Prinsip adalah peraturan perilaku atau tindakan yang diterima secara umum.
• Penjelasan, tujuan penjelasan dalam bisnis adalah untuk menjelaskan berbagai
fenomena bisnis.
• Kelas fenomena berhubungan dengan berbagi bidang aktifitas khusus. Fenomena
dimaksudkan disini adalah manajemen dan teori.
Teori dalam Bisnis
Teori adalah studi tentang perilaku konsumen. Banyak usaha yang telah
difokuskan pada penerapan teori psikologi dan sosiologi untuk bidang bisnis.
Tujuan Mempelajari Teori
Teori memberikan pemahaman mengenai system bisnis yang kompleks kepada
manajer dengan lebih baik. Pemahaman ini mambantu manajer untuk melakukan
pekerjaan yang lebih baik pula.
Informasi dan Teori
Teori memberitahu manajer apa yang diharapkan. Sistem Informasi
memberitahu apa yang sedang terjadi. Jika kenyataan aktifitas berbeda dengan apa yang
diharapkan, maka teori diperbaiki. Selama jangka waktu tertentu manajer dapat
mengembangkan teori yang secara akurat meramalkan perilaku dalam system bisnis.
Anda dapat mengetahui cara system informasi manajer membantu untuk mengembangkan
teori.
A. TEORI MANAJEMEN KLASIK
Teori manajemen mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas manajerial,
termasuk organisasi.
Frederik W. Taylor (bapak manajemen ilmiah) percaya bahwa dengan memaksimalkan
produktivitas akan memaksimalkan keuntungan perusahaan dan pendapatan bagi
karyawan. Dia menganjurkan menggunakan Standar Penampilan, yaitu pencapaian
tingkat produktivitas pekerja yang diharapkan.
• Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh perusahaan atau unit organisasi (berupa
statemen yang luas dan umum)
• Standart adalah ukuran penampilan yang jika dipenuhi akan menghasilkan tujuan yang
dicanangkan (dinyatakan dalam kalimat yang jelas dan dapat diukur, sehingga tingkat
pencapaiannya dapat diukur)
Tiap manajer adalah mekanisme kontrol dari sistemnya. Manajer menjaga
penampilan sisem pada target yang berkenaan dengan tujuan, dengan membandingkan
penampilan terhadap standar. Konsep ini adalah kunci untuk memahami peranan CBIS
dalam pemecahan masalah.
Pengaruh tingkat manajemen pada fungsi manajemen, adalah:
• Manajer tingkat atas waktunya lebih banyak digunakan untuk perencanaan, manajer
tingkat rendah untuk pegaturan staf, pengarahan dan pengontrolan, sedangkan manajer
tingkat menengah untuk pengorganisasian.
• Berpengaruh terhadap aspek dasar CBIS, yaitu sumber data dan informasi dan cara
menampilkan informasi.
• Perlu informasi dari sumber yang berbeda, yaitu informasi lingkungan untuk manajer
puncak dan sumber internal untuk manajer tingkat bawah.
B. TEORI PERILAKU
Kontribusi studi perilaku ada dua kelompok, yatu memberikan penekanan pada
orang yang ada dalam pekerjaan dari pada jenis pekerjaan itu sendiri.
• Hawthorne merupakan bagian dari human relation movement (gerak-gerik hubungan
manusia), pertama memahami mengenai ornag yang bekerja dalam organisasi
• Kelompok system social, menghasilkan kumpulan materi organizational behaviour
(perilaku organisasi)
Reaksi berantai yang menghubungkan kebutuhan pekerja dengan perusahaan adalah:
1 . Mengetahui kebutuhan bekerja
2 . Memotivasi pekerja untuk melakukan pekerjaan demi tercapainya tujuan
perusahaan
3 . Kerja dijalankan
4 . Tercapainya tujuan perusahaan
TEORI KEPUTUSAN MANAJEMEN
Kelompok teori keputusan menekankan penggunaan teknik kuantitatif dalam pembuatan
keputusan.
Keputusan dibedakan menjadi (Herbert A.Simon):
• Keputusan terprogram dalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin dan dapat
dijelaskan dalam prosedur
• Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang baru dan tak tersusun dan tidak ada
metode yang jelas untuk membuatnya
Model matematis untuk model bisnis adalah model EOQ (economic order
quantity),
TEORI KEMUNGKINAN DALAM MANAJEMEN
Kelompok pencetus teori percaya bahwa tak ada teori yang dapat berlaku
sepanjang waktu, dan bahwa keberhasilan tergantung pada situasi. Kelompok
ini dikenal sebagai kelompok kemungkinan atau situasi.
Menurut kelompok ini faktor penting yang mempengaruhi praktek manajemen
adalah dukungan manajer, terdiri :
• Lingkungan eksternal : ekonomi, politik, dan pengaruh social pada
perusahaan
• Lingkungan internal : batasan yang diakibatkan oleh sumber perusahaan.
CBIS dapat menyediakan informasi yang baik dan mempermudah
pengambilan keputusan yang tepat.
PERANAN MANAJERIAL MINTZBERG
Mintzberg, ada 10 peranan yang akan dapat dimasukkan dalam 3 katagori
yaitu :
PERANAN INTERPERSONAL
Katagori interpersonal meliputi figure pimpinan, dan penghubung. Figur
pimpinan terdiri dari tugas seremonial, seperti pemeriksaan fasilitas oleh
yang berwewenang. Sebagai pimpinan manajer memperoleh unit dengan
memperkerjakan dan mamberi tranning kepada staf, serta mamberi motivasi
dan dorangan. Peranan sebagai pendukung melakukan kontrak dengan
orang di luar unit milik manjer tersebut, kawan sejawat, dan yang lain dalam
lingkungan unit, dengan tujuan untuk turut serta dalam permasalahana bisnis.
PERANAN INFORMASIONAL
Katagori ini dianggap informasi sebagi unsur yang penting dalam kerja
manajenen. Sebagai pemonitor manajer harus selalu mencari informasi untuk
keperluan penampilan unit. Ketika manajer menerima informasi yang penting
dan akan menyebarkan kepada orang lain maka akan bertindak penyebar.
Manajer bertindak sebagai pembicara dengan mengemukakan informasi
kepada orang yang berada di luar unit, yaitu pimpinan dan orang lain dalam
lingkungan.
PERANAN DESISIONAL
Manajer adalah pembuat keputusan. Manajer harus bertindak sebagai
pengusaha, dengan mambuat perbaikan yang agak permanen terhadap unit.
Sebagai penghalau gangguan, manajer akan bereaksi terhadap kejadian yang
tidak bisa diantisipasi, seperti devaluasi dollar. Sebagai pengalokasi sumber,
manajer mengontrol penggunaan dana dalam unit, dengan menentukan bagian
mana yang harus mendapatkan sumber itu terlebih dahulu. Manajer sebagai
penegosiasi, dengan menyelesaikan perselisihan yang ada dalam unit ataupun
antara unit dan lingkungan.
SARAN UNTUK SPESIALIS INFORMASI
Mintzberg memberikan 3 saran kepada para spesialis informasi yaitu :
• Jangan mempelajari informasi yang dibutuhkan oleh manajer dengan
hanya menanyakan. Pelajari dengan mengamati manajer, mengetahui
berapa banyak waktu yang digunakannya, dengan siapa ia bekerja dan
dimana ia bekarja.
Coba dapatkan sebanyak mungkin pengetahuan manajer dalam
menyimpan komputer bila mungkin. Hal ini akan meminimalkan
hilangnya informasi yang disebabkan oleh kerusakan dan akan
memudahkan penyebarannya ke yang lain. Saran ini khusus pada
perancang expert system.
Cobalah untuk mengembangkan system formal yang meliputi lebih
banyak lagi informasi-informasi yang dikehendaki manajer. Saran ini
khusus untuk perancang system otomatisasi kantor.
KEGUNAAN TEORI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN INFORMASI
CBIS dimaksudkan untuk mambantu dalam pengelolaan. Namun demikian,
specialis informasi tidak boleh dibebankan semua tanggung jawab kepada
manajer. Ketrampilan manajemen dasar harus digunakan untuk pelaksanaan
CBIS.
TEORI ORGANISASI
Teori organisasi berkenaan dengan penyusunan dan penggabungan sumber
perusahaan. Diagram organisasi yaitu diagram yang menunjukkan jajaran
horizontal dan vertikal dari personil dalam organisasi. Teori organisasi telah
berkembang melalui beberapa pengelompokan yaitu pertama kelompok klasik,
diikuti dengan kelompok perilaku dan kemudian kelompok kemungkinan.
TEORI ORGANISASI KLASIK
Taylor dan kelompok manajemen ilmiahnya menekanakan pada pelaksanaan
operasi internal sebagai sesuatu yang efisien, rasional dan dapat diramalkan
sedapat mungkin.
Henry Fayol menentukan sejumlah prinsip organisasi, yang memberikan
pedoman untuk menetapkan susunan organisasi yang tepat.
Kita telah memilih beberapa prinsip tersebut, serta telah kita terapkan dalam
perusahaan sebagai sistem dan kita bahas dalam istilah system.
C. TEORI KUANTITATIF
ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi dalam pemecahan masalah-
masalah industri yang didasarkan atas suksesnya team riset operasi Inggris.
Langkah-langkah pendekatan management science:
a . Perumusan masalah
b . Penyusunan suatu model sistemastis
c . Mendapatkan penyelesaian dari model
d . Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e . Penerapan pengawasan atas hasil-hasil
f. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
D . EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen di masa mendatang
1. Dominan
Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna
2 . Divergence
Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri
3 . Convergence
Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka
cenderung kabur
4 . Sintesa
Masing-masing aliran berintegrasi
5 . Proliferation
Akhirnya ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi
1.4. MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
A. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO DAN MAKRO
• Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang sebagian
besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh
manajer
1. LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO
Lingkungan eksternal mikro terdiri dari:
• para pesaing (competitors)
organisasi mengetahui posisi persaingannya, sehingga mampu mengoptimalkan
operasi-operasinya
• Langganan (customer)
Untuk mengantisipasi
perubahan perilaku pasar atau langganan dan
mengarahkan pengalokasian sumber dayanya sesuai kebutuhan dan keinginan
langganan
• Pasar tenaga kerja (labor supply)
Faktor yang paling berpengaruh adalah:reputasi perusahaan di mata angkatan
kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja susuai
persyaratan yang dibutuhkan
• Lembaga-lembaga keuangan
Jangka pendek untuk biaya operasi, sedangkan jangka panjang untuk fasilitas dan
peralatan baru
• Para penyelia (suppliers)
Harus selalu dinilai kualitas dan kuantitas dari penyedia, sehingga dapat
disesuaikan dengan karakteristik yang diinginkan perusahaan
• Perwakilan pemerintah
Peraturannya harus dipatuhi organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan dan
pembatasan lain untuk melindungi masyarakat
2. LINGKUNGAN EKSTERNAL MAKRO
Lingkungan eksternal makro mencakup:
• Perkembangan Teknologi
Teknologi berperan dalam penentuan produk dan jasa yang diproduksi, peralatan
yang digunakan dan bagaimana operasi akan dikelola
• Variabel-variabel ekonomi
Perlu dilakukan peramalan ekonomi dan antisipasi perubahan harga
• Lingkungan Sosial-Kebudayaan
Mencakup kepercayaan,nilai,sikap,pandangan serta pola kehidupan yang
dibentuk tradisi, pendidikan, kelompok ethnis,ekologi,demografis,serta agama
dan kepercayaan dari masyarakat
Variabel-variabel Politik-hukum
Pemerintah memainkan peranan sekaligus sebagai pencipta kesempatan, pemberi
perlindungan, dan penetapan batasan
Dimensi Internasional
Kekuatan Internasional berpengaruh melalui perkembangan politik
dunia,ketergantungan ekonomi,penularan nilai-nilai dan sikap hidup serta transfer
teknologi
B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER
• Berarti bahwa manjemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi
didalam pembuatan keputusannya.
• Ada 5 faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika,
yaitu:
1 . Hukum
2 . Peraturan-peraturan pemerintah
3 . Kode etik industri dan perusahaan
4 . Tekanan-tekanan sosial
5 . Tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi
Sumber : http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?url=http://203.130.231.110/handouts/S1_Sistem%20Informasi/SIM/SIM%20A.doc
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Arti Teori
Teori adalah kelompok yang koheren dari dalil umum yang digunakan sebagai
• prinsip untuk menjelaskan berbagai kelas fenomena.
• Kelompok koheren adalah seperti suatu system efisien yang terdiri atas beberapa
bagian yang bekerja bersama-sama, dan teori adalah sistem efisinsi yang terdiri dari
kelompok yang koheren dari bagian tersebut yang saling bersesuaian dengan cara
yang logis.
• Prinsip adalah peraturan perilaku atau tindakan yang diterima secara umum.
• Penjelasan, tujuan penjelasan dalam bisnis adalah untuk menjelaskan berbagai
fenomena bisnis.
• Kelas fenomena berhubungan dengan berbagi bidang aktifitas khusus. Fenomena
dimaksudkan disini adalah manajemen dan teori.
Teori dalam Bisnis
Teori adalah studi tentang perilaku konsumen. Banyak usaha yang telah
difokuskan pada penerapan teori psikologi dan sosiologi untuk bidang bisnis.
Tujuan Mempelajari Teori
Teori memberikan pemahaman mengenai system bisnis yang kompleks kepada
manajer dengan lebih baik. Pemahaman ini mambantu manajer untuk melakukan
pekerjaan yang lebih baik pula.
Informasi dan Teori
Teori memberitahu manajer apa yang diharapkan. Sistem Informasi
memberitahu apa yang sedang terjadi. Jika kenyataan aktifitas berbeda dengan apa yang
diharapkan, maka teori diperbaiki. Selama jangka waktu tertentu manajer dapat
mengembangkan teori yang secara akurat meramalkan perilaku dalam system bisnis.
Anda dapat mengetahui cara system informasi manajer membantu untuk mengembangkan
teori.
A. TEORI MANAJEMEN KLASIK
Teori manajemen mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas manajerial,
termasuk organisasi.
Frederik W. Taylor (bapak manajemen ilmiah) percaya bahwa dengan memaksimalkan
produktivitas akan memaksimalkan keuntungan perusahaan dan pendapatan bagi
karyawan. Dia menganjurkan menggunakan Standar Penampilan, yaitu pencapaian
tingkat produktivitas pekerja yang diharapkan.
• Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh perusahaan atau unit organisasi (berupa
statemen yang luas dan umum)
• Standart adalah ukuran penampilan yang jika dipenuhi akan menghasilkan tujuan yang
dicanangkan (dinyatakan dalam kalimat yang jelas dan dapat diukur, sehingga tingkat
pencapaiannya dapat diukur)
Tiap manajer adalah mekanisme kontrol dari sistemnya. Manajer menjaga
penampilan sisem pada target yang berkenaan dengan tujuan, dengan membandingkan
penampilan terhadap standar. Konsep ini adalah kunci untuk memahami peranan CBIS
dalam pemecahan masalah.
Pengaruh tingkat manajemen pada fungsi manajemen, adalah:
• Manajer tingkat atas waktunya lebih banyak digunakan untuk perencanaan, manajer
tingkat rendah untuk pegaturan staf, pengarahan dan pengontrolan, sedangkan manajer
tingkat menengah untuk pengorganisasian.
• Berpengaruh terhadap aspek dasar CBIS, yaitu sumber data dan informasi dan cara
menampilkan informasi.
• Perlu informasi dari sumber yang berbeda, yaitu informasi lingkungan untuk manajer
puncak dan sumber internal untuk manajer tingkat bawah.
B. TEORI PERILAKU
Kontribusi studi perilaku ada dua kelompok, yatu memberikan penekanan pada
orang yang ada dalam pekerjaan dari pada jenis pekerjaan itu sendiri.
• Hawthorne merupakan bagian dari human relation movement (gerak-gerik hubungan
manusia), pertama memahami mengenai ornag yang bekerja dalam organisasi
• Kelompok system social, menghasilkan kumpulan materi organizational behaviour
(perilaku organisasi)
Reaksi berantai yang menghubungkan kebutuhan pekerja dengan perusahaan adalah:
1 . Mengetahui kebutuhan bekerja
2 . Memotivasi pekerja untuk melakukan pekerjaan demi tercapainya tujuan
perusahaan
3 . Kerja dijalankan
4 . Tercapainya tujuan perusahaan
TEORI KEPUTUSAN MANAJEMEN
Kelompok teori keputusan menekankan penggunaan teknik kuantitatif dalam pembuatan
keputusan.
Keputusan dibedakan menjadi (Herbert A.Simon):
• Keputusan terprogram dalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin dan dapat
dijelaskan dalam prosedur
• Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang baru dan tak tersusun dan tidak ada
metode yang jelas untuk membuatnya
Model matematis untuk model bisnis adalah model EOQ (economic order
quantity),
TEORI KEMUNGKINAN DALAM MANAJEMEN
Kelompok pencetus teori percaya bahwa tak ada teori yang dapat berlaku
sepanjang waktu, dan bahwa keberhasilan tergantung pada situasi. Kelompok
ini dikenal sebagai kelompok kemungkinan atau situasi.
Menurut kelompok ini faktor penting yang mempengaruhi praktek manajemen
adalah dukungan manajer, terdiri :
• Lingkungan eksternal : ekonomi, politik, dan pengaruh social pada
perusahaan
• Lingkungan internal : batasan yang diakibatkan oleh sumber perusahaan.
CBIS dapat menyediakan informasi yang baik dan mempermudah
pengambilan keputusan yang tepat.
PERANAN MANAJERIAL MINTZBERG
Mintzberg, ada 10 peranan yang akan dapat dimasukkan dalam 3 katagori
yaitu :
PERANAN INTERPERSONAL
Katagori interpersonal meliputi figure pimpinan, dan penghubung. Figur
pimpinan terdiri dari tugas seremonial, seperti pemeriksaan fasilitas oleh
yang berwewenang. Sebagai pimpinan manajer memperoleh unit dengan
memperkerjakan dan mamberi tranning kepada staf, serta mamberi motivasi
dan dorangan. Peranan sebagai pendukung melakukan kontrak dengan
orang di luar unit milik manjer tersebut, kawan sejawat, dan yang lain dalam
lingkungan unit, dengan tujuan untuk turut serta dalam permasalahana bisnis.
PERANAN INFORMASIONAL
Katagori ini dianggap informasi sebagi unsur yang penting dalam kerja
manajenen. Sebagai pemonitor manajer harus selalu mencari informasi untuk
keperluan penampilan unit. Ketika manajer menerima informasi yang penting
dan akan menyebarkan kepada orang lain maka akan bertindak penyebar.
Manajer bertindak sebagai pembicara dengan mengemukakan informasi
kepada orang yang berada di luar unit, yaitu pimpinan dan orang lain dalam
lingkungan.
PERANAN DESISIONAL
Manajer adalah pembuat keputusan. Manajer harus bertindak sebagai
pengusaha, dengan mambuat perbaikan yang agak permanen terhadap unit.
Sebagai penghalau gangguan, manajer akan bereaksi terhadap kejadian yang
tidak bisa diantisipasi, seperti devaluasi dollar. Sebagai pengalokasi sumber,
manajer mengontrol penggunaan dana dalam unit, dengan menentukan bagian
mana yang harus mendapatkan sumber itu terlebih dahulu. Manajer sebagai
penegosiasi, dengan menyelesaikan perselisihan yang ada dalam unit ataupun
antara unit dan lingkungan.
SARAN UNTUK SPESIALIS INFORMASI
Mintzberg memberikan 3 saran kepada para spesialis informasi yaitu :
• Jangan mempelajari informasi yang dibutuhkan oleh manajer dengan
hanya menanyakan. Pelajari dengan mengamati manajer, mengetahui
berapa banyak waktu yang digunakannya, dengan siapa ia bekerja dan
dimana ia bekarja.
Coba dapatkan sebanyak mungkin pengetahuan manajer dalam
menyimpan komputer bila mungkin. Hal ini akan meminimalkan
hilangnya informasi yang disebabkan oleh kerusakan dan akan
memudahkan penyebarannya ke yang lain. Saran ini khusus pada
perancang expert system.
Cobalah untuk mengembangkan system formal yang meliputi lebih
banyak lagi informasi-informasi yang dikehendaki manajer. Saran ini
khusus untuk perancang system otomatisasi kantor.
KEGUNAAN TEORI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN INFORMASI
CBIS dimaksudkan untuk mambantu dalam pengelolaan. Namun demikian,
specialis informasi tidak boleh dibebankan semua tanggung jawab kepada
manajer. Ketrampilan manajemen dasar harus digunakan untuk pelaksanaan
CBIS.
TEORI ORGANISASI
Teori organisasi berkenaan dengan penyusunan dan penggabungan sumber
perusahaan. Diagram organisasi yaitu diagram yang menunjukkan jajaran
horizontal dan vertikal dari personil dalam organisasi. Teori organisasi telah
berkembang melalui beberapa pengelompokan yaitu pertama kelompok klasik,
diikuti dengan kelompok perilaku dan kemudian kelompok kemungkinan.
TEORI ORGANISASI KLASIK
Taylor dan kelompok manajemen ilmiahnya menekanakan pada pelaksanaan
operasi internal sebagai sesuatu yang efisien, rasional dan dapat diramalkan
sedapat mungkin.
Henry Fayol menentukan sejumlah prinsip organisasi, yang memberikan
pedoman untuk menetapkan susunan organisasi yang tepat.
Kita telah memilih beberapa prinsip tersebut, serta telah kita terapkan dalam
perusahaan sebagai sistem dan kita bahas dalam istilah system.
C. TEORI KUANTITATIF
ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi dalam pemecahan masalah-
masalah industri yang didasarkan atas suksesnya team riset operasi Inggris.
Langkah-langkah pendekatan management science:
a . Perumusan masalah
b . Penyusunan suatu model sistemastis
c . Mendapatkan penyelesaian dari model
d . Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e . Penerapan pengawasan atas hasil-hasil
f. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
D . EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen di masa mendatang
1. Dominan
Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna
2 . Divergence
Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri
3 . Convergence
Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka
cenderung kabur
4 . Sintesa
Masing-masing aliran berintegrasi
5 . Proliferation
Akhirnya ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi
1.4. MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
A. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO DAN MAKRO
• Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang sebagian
besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh
manajer
1. LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO
Lingkungan eksternal mikro terdiri dari:
• para pesaing (competitors)
organisasi mengetahui posisi persaingannya, sehingga mampu mengoptimalkan
operasi-operasinya
• Langganan (customer)
Untuk mengantisipasi
perubahan perilaku pasar atau langganan dan
mengarahkan pengalokasian sumber dayanya sesuai kebutuhan dan keinginan
langganan
• Pasar tenaga kerja (labor supply)
Faktor yang paling berpengaruh adalah:reputasi perusahaan di mata angkatan
kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja susuai
persyaratan yang dibutuhkan
• Lembaga-lembaga keuangan
Jangka pendek untuk biaya operasi, sedangkan jangka panjang untuk fasilitas dan
peralatan baru
• Para penyelia (suppliers)
Harus selalu dinilai kualitas dan kuantitas dari penyedia, sehingga dapat
disesuaikan dengan karakteristik yang diinginkan perusahaan
• Perwakilan pemerintah
Peraturannya harus dipatuhi organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan dan
pembatasan lain untuk melindungi masyarakat
2. LINGKUNGAN EKSTERNAL MAKRO
Lingkungan eksternal makro mencakup:
• Perkembangan Teknologi
Teknologi berperan dalam penentuan produk dan jasa yang diproduksi, peralatan
yang digunakan dan bagaimana operasi akan dikelola
• Variabel-variabel ekonomi
Perlu dilakukan peramalan ekonomi dan antisipasi perubahan harga
• Lingkungan Sosial-Kebudayaan
Mencakup kepercayaan,nilai,sikap,pandangan serta pola kehidupan yang
dibentuk tradisi, pendidikan, kelompok ethnis,ekologi,demografis,serta agama
dan kepercayaan dari masyarakat
Variabel-variabel Politik-hukum
Pemerintah memainkan peranan sekaligus sebagai pencipta kesempatan, pemberi
perlindungan, dan penetapan batasan
Dimensi Internasional
Kekuatan Internasional berpengaruh melalui perkembangan politik
dunia,ketergantungan ekonomi,penularan nilai-nilai dan sikap hidup serta transfer
teknologi
B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER
• Berarti bahwa manjemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi
didalam pembuatan keputusannya.
• Ada 5 faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika,
yaitu:
1 . Hukum
2 . Peraturan-peraturan pemerintah
3 . Kode etik industri dan perusahaan
4 . Tekanan-tekanan sosial
5 . Tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi
Sumber : http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?url=http://203.130.231.110/handouts/S1_Sistem%20Informasi/SIM/SIM%20A.doc
MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
DEFINISI
LINGKUNGAN
Dalam
pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh
seorang manajer. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap
konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer
tidak harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau intern saja, tapi juga
harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau ekstern. Untuk
mencapai tujuan organisasi tidak lepas dari lingkungan ekstern yang terjadi,
apalagi bagi organisasi atau perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang
dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu manajer harus memperhatikan dan
mempertimbangkan unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan lingkungan ekstern dalam
setiap kegiatan manajemen. Bagaimana reaksi seorang manajer bila ada perubahan
lingkungan ekstern
FAKTOR-FAKTOR
LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO DAN MAKRO
LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO
LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO
Yang paling
penting adalah para pesaing yang harus dihadapi perusahaan, langganan yang
harus ilayani, pasar tenaga kerja, lembaga-lembaga keuangan, para penyedia
(Supplies) dan perwakilan-perwakilan pemerintah.
- Para pesaing (Competition)
- Langganan (Costumers)
Pasar
tenaga kerja, organisasi memerlukan karyawan dengan bermacam-macam keterampilan
Lembaga keuangan
- Supplies
- Perwakilan pemerintah, hubungan organisasi dengan perwakilan pemerintah dengan kompleks
LINGKUNGAN
EKSTERNAL MAKRO
- Kekuatan-kekuatan diluar tersebut mempengaruhi suatu oragnisasi secara langsung atau secara tidak langsung melalui satu atau lebih unsur-unsur lingkungan ekstern mikro
- Unsur-unsur lingkungan makri menciptakan iklim
Perkembangan
teknologi dalam setiap masyarakat atau industry tingkat kemajuan teknologi
berarti pada penentuan produk dan jasa yang akan di produksi, peralatan yang
akan digunakan dan bagaimana bermacam-macam operasi akan dikelola.
Lingkungan
Eksterenal Makro Perusahaan meliputi:
1. Teknologi
1. Teknologi
Dalam
setiap masyarakat atau industri , tingkat kemajuan memainkan peranan yang
berarti . Sebagai contoh kemajuan teknologi akan menurunkan permintaan akan
manajer- manajer menengah dan lini pertama, Banyak perusahaan sekarang
menggunakan komputer untuk meramalkan operasi-operasi dan schedulin produksinya
, dimana pada waktu yang lalu dilakukan oleh fungsi – fungsi manajemen
menengah. Inovasi teknologi dapat juga menimbulkan posisi persaingan baru dalam
industri – industri yang berbeda. Ini semua menuntut manajer perusahaan
bersikap tanggap terhadap tantangan – tantangan dan mampu memanfaatkan kesempatan
yang ada. Manajer perlu senantiasa menaksir arah perkembangan teknologi dan
memperkirakan perngaruhnya pada organisasi atau melakukan peramalan teknologi.
2. Ekonomi
Para
manajer akan selalu terlibat dengan masalah-masalah biaya sumber daya – sumber
daya yang dibutuhkan dalam organisasi. Biaya ini berubah-berubah setiap waktu
karena pengaruh faktor – faktor ekonomi. Sehingga manajer senantiasa perlu
menganalisa dan mendiagnosa faktor – faktor ekonomi, seperti kecenderungan
inflasi atau deflasi harga-harga barang dan jasa, kebijaksanaan moneter, dan
kebijaksanaan fisikal dll, jadi manajer perusahaan harus mencurahkan waktu dan
sumber daya untuk melakukan peramalan ekonomi dan antisipasi perubahan harga.
3.Lingkungan
sosial kebudayaan
Merupakan pedoman hidup yang menentukan bagaimana hampir seluruh organisasi dan
manajer harus beroperasi . Lingkungan ini mencakup kepercayaan , nilai-nilai,
sikap-sikap, pandangan serta pola kehidupan yang dibentuk oleh tradisi ,
pendidikan, kelompok , ethnis, teknologi , demografi, geografis, serta agama
dan kepercayaan dari sekelompok atau seluruh masyarakat tertentu. Pengaruh dari
pedoman hidup ini dapat sangat luas atau felatif sempit . Misal, batasan bagi
pekerja wanita mungkin hanya berlaku disuatu daerah, tetapi dapat juga berlaku
secara nasional
4. Dimensi
Internasional
Komponen Internasional dalam lingkungan eksternal juga menyajikan
kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan serta mempunyai potensi menjadi
faktor yang berpengaruh langsung pada operasi perusahaan. Kekuatan-kekuatan
internasional ini berpengaruh melalui perkembangan politik dunia,
ketergantungan ekonom transfer teknologi. Lebih sempit lagi, kekuatan ini
berwujud misalnya keterrgantungan sumberdaya impor, keadaan resesi, persaingan
dengan perusahaan – perusahaan multinasional, tingkat pertukaran mata uang
asing dsb. Maka hendaknya manajer mampu menanalisa dan mengantisipasi untuk
kemudian meletakkan dasar yang kuat dalam menghadapi perkembangan dunia
internasional.
Lingkungan
Eksternal Mikro Perusahaan meliputi :
1. Para
pesaing
Lingkungan persaingan perusahaan tercemin dari tipe , jumlah dan norma – norma
perilaku organisasi pesaing. Dengan pemahaman akan lingkungan persaingan yang
dihadapinya , organisasi dapat mengetahui posisi persaingannya sehingga
lebih mampu mengoptimalkan operasi – operasinya.
2. Langganan
Strategi kebijaksanaan dan taktik pemasaran perusahaan sangat tergantung
situasi pasar dan langganan. Analisa langganan berguna untuk mengantisipasi
perubahan perilaku pasar atau langganan dan mengarahkan pengolakasian
sumberdayanya sesuai kebutuhan dan keinginan langganan.
3. Pasar
tenaga kerja
Organisasi memerlukan sejumlah karyawan dengan berbagai bermacam – macam
ketrampilan , kemampuan , dan pengalaman/ Kemampuan menarik dan mempertahankan
karyawan yang cakap merupakan kebutuhan prasyarat bagi perusahaan yang sukses .
Ada tiga
faktor yang paling berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan karyawan
perusahaan, yaitu reputasi perusahaan di mata angkatan kerja, tingkat pertumbuhan
angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan.
4. Lembaga keuangan
Organisasi tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangaan untuk memperluas
kegiatan-kegiatannya . Kebutuhan akan dana dari lembaga-lembaga keuangan
tersebut dapat jangka pendek untuk membelanjai operasi-operasinya atau jangka
panjang untuk membangun fasilitas baru dan membeli peralatan baru.
5. Para
penyedia
Setap
organisasi sangat tergantung pada sumber-sumber dari sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan baku (mentah) , bahan pembantu, pelayanan energi , dan peralatan yang
digunakan untuk memproduksi keluaran.
6.
Perwakilan pemerintah
Hubungan organisasi dengan perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang semakin
komples. disamping merupakan atau menjadi para penyedia dan kreditur bagi
perusahaan, juga menetapkan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi organisasi
, prosedur-prosedur perijinan dan lain-lain.
TANGGUNG
JAWAB SOSIAL MANAJER
Berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi didepan pembulatan
dalam mengambil keputusannya. Tanggung jawab perusahaan itu merupakan salah
satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan agar
dapat menjalankan dan mewujudkan tujuan awal dalam sebuah perusahaan,instansi
ataupun dalam sebuah organisasi sekalipun.
Begitu juga Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah
memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Analisis dan
pengembangan
Hari ini
yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah
ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap
lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan
tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak
nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar.
Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan
permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat
hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan
yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen
investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari suatu perusahaan dalam
membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai
"Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible
investing).
Banyak
pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan
baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for
Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial
merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali
mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian bea siswa dan
pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong
para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam mengambil bagian pada
proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik dimata komunitas
tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta
memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple
bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai
kegiatan sosial di atas.
Kepedulian
kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun
secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi
organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan
bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan
amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya
agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku
kepentingan(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini
mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam
pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang
merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.
"dunia
bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling
berkuasa diatas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapun harus
mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama….setiap keputusan yang
dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung
jawab tersebut [1]
Sebuah
definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) yaitu suatu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200
perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang "pembangunan berkelanjutan"
(sustainable development) yang menyatakan bahwa:
" CSR
adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak
etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas
setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup
pekerjanya beserta seluruh keluarganya".[2].
Pelaporan
dan pemeriksaan
Untuk
menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka
perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR
termasuk dalam hal:
*
Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John
Elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL)
* Global
Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang
paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
* Verite,
acuan pemantauan
* Laporan
berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000
* Standar
manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000
Di beberapa
negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit diperoleh kesepakatan
atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek
sosial. Smentara aspek lingkungan--apalagi aspek ekonomi--memang jauh lebih
mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal guna
memastikan kebenaran laporan tahunan perseroan yang mencakup kontribusi
perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan CSR
atau laporan keberlanjutan. Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya,
gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu industri
yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini hanyalah sekedar
"pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada kasus laporan
tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga perusahaan-perusahaan rokok. Namun,
dengan semakin berkembangnya konsep CSR dan metode verifikasi laporannya,
kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan.
Bagaimanapun, laporan CSR atau laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan
akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.
Kasus bisnis
dari CSR
Skala dan
sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda tergantung
dari sifat perusahaan tersebut dan amat sulit untuk mengukur walaupun banyak
sekali literatur yang memuat tentang cara mengukur seperti misalnya metode
"Empat belas poin balanced scorecard oleh Deming. Orlizty, Schmidt, dan
Rynes[3] menemukan suatu korelasi antara social / performa lingkungan hidup dan
performa keuangan . Namun bisnis nampaknya tidak menguntungkan apabila
diharuskan melaksanakan strategi CSR.
Hasil Survey
"The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics
International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales
Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden di 23 negara
menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan
bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan,
tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan, sedangkan bagi 40%
citra perusahaan & brand image yang akan paling mempengaruhi kesan mereka.
Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti
faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.
Lebih
lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR
adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari
perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang
kekurangan perusahaan tersebut.[4]
Kasus bisnis
pada CSR diantara perusahaan-perusahaan biasanya berkisar satu ataupun lebih
dari argumentasi dibawah ini :
Sumber daya
manusia
Program CSR
dapat dilihat sebagai suatu pertolongan dalam bentuk rekrutmen tenaga kerja dan
memperjakan masyarakat sekitar [5], terutama sekali dengan adanya persaingan
kerja diantara para lulusan sekolah. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk
ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan pada rekrutmen tenaga kerja yang
berpotesi maka dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif akan menjadi suatu
nilai tambah perusahaan. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu
atmosfir kerja yang nyaman diantara para staf, terutama apabila mereka dapat
dilibatkan dalam "penyisihan gaji" dan aktivitas "penggalangan
dana" atapun suka relawan.
Manajemen
risiko
Manajemen
risiko merupakan inti dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan
susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden
seperti skandal korupsi atau skandal lingkungan hidup. Kejadian ini dapat
menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah
dan media massa. Membentuk suatu budaya dari "mengerjakan sesuatu dengan
benar" pada perusahaan dapat mengurangi risiko ini.[6].
Membedakan
merek
Di tengah hiruk
pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu cara
penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di
benak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas
dasar nilai khusus dari etika perusahaan.[7].
Ijin usaha
Perusahaan
selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui perpajakan
atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu 'kebenaran" secara sukarela maka
mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat
serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau
lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi.
Perusahaan yang membuka usaha diluar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka
diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan
kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga
dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat
tinggi tidak dipersoalkan.
Motif
perselisihan bisnis
Kritik atas
CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan
dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR seringkali
dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah
etika dari bisnis utama perseroan.
SUMBER :
Diposkan oleh
rnrian89.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar